Waspadai Penggunaan Antibiotika Berlebih

Kaltim Post , 26 Januari 2008
Hampir semua orang pernah menggunakan antibiotika saat sakit. Baik dalam bentuk tablet, sirup maupun obat oles. Sejatinya, antibiotika telah 70 tahun lebih digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri seperti misalnya flu, radang atau bahkan penyakit serius yang membahayakan. Selain mudah didapat, penggunaan antibiotika ini juga sangat memudahkan seseorang yang mengkonsumsinya. Meski memiliki banyak kemudahan dan manfaat, tapi ternyata, penggunaan antibiotika yang berlebihan disenyalir memiliki efek samping yang bisa merugikan si pengkonsumsinya. Benarkah demikian?
Menurut dokter umum Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) Fajar Rudi Qimindra, antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama jamur, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Umumnya, antibiotika yang saat ini beredar dimasyarakat dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh.
Pria yang akrab disapa dr Qimi ini menjelaskan, antibiotika yang ditemukan pada tahun 1928 oleh Alexander Fleming ini, sekarang menghadapi masalah baru berupa kekebalan (resistansi), karena penggunaannya yang bebas, tidak sesuai dengan indikasi. Efek dari resistansi ini adalah dikhawatirkan obat tersebut sudah tidak lagi efektif saat terjadi infeksi yang membutuhkan antibiotika.

Dikatakannya, selain bahaya kekebalan, efek lain yang bisa terjadi adalah timbulnya reaksi alergi. Alergi adakah mekanisme pertahanan tubuh yang terlalu sensitif. Ia bersifat individual dan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti debu, udang, telur, maupun obat-obatan sendiri. Alergi obat ini tidak tergantung pada dosisnya. Misalnya masyarakat menganggap yang mengandung 500 mg termasuk dosis tinggi dan dapat menimbulkan alergi dibanding 200 mg. Padahal setiap jenis antibiotika mempunyai dosis tersendiri yang spesifik.
Reaksi alergi yag timbul bisa bersifat ringan ataupun berat yang sampai mengancam jiwa. Yang ringan seperti gatal, mual, muntah, pusing dan sebagainya. Sedang reaksi yang berat disebut reaksi anafilaksis. Reaksi anafilaksis ini adalah timbulnya kondisi syok pada pasien yaitu dalam hitungan detik pasien langsung tidak sadar, tetapi begitu mendapat suntikan anti-nya ia akan sadar kembali.
Oleh karena itu diperlukan kerjasama yang baik antara pasien dan dokter.Seorang dokter akan menanyakan riwayat adanya alergi obat atau tidak,dan pasien wajib mencatat dan mengingat ada riwayat alergi apa saja.
Pencegahan reaksi alergi yang lain, biasanya akan dilakukan tes kulit (skin test) untuk antibiotika yang berbentuk suntikan/injeksi. Cara sejumlah kecil dosis obat diencerkan kemudian disuntikan di bawah kulit.
“Jika setelah dilakukan skin test si pasien mengidap alergi maka timbul akan bentol-bentol di sekitar tempat suntikan. Jika sudah demikian maka pemberian antibiotika tersebut tidak akan diberikan. Dengan kata lain, jika antibiotika tersebut tidak cocok pada tubuh pasien, maka si pasien harus mendapatkan obat lain sebagai penggantinya,” ujar Qimi.
Dikatakan lebih lanjut, efek samping antibiotika dari penggunaan jangka panjang yang dipikirkan adalah pada organ tubuh yang memecah/ mengeluarkan racunnya, yaitu ginjal. Perlu kewaspadaan apabila pada pasien tersebut sudah ada gejala kerusakan ginjal maka harus dipilih antibiotika yang sesuai.



Adapun jangka waktu penggunaan antibiotika ini sangat bervariasi, tergantung pada berat ringannya penyakit yang diderita. “Untuk infeksi kuman yang ringan, penggunaan selama lima hari saja sudah cukup,” kata pria yang sehari-hari tugas di rumah sakit di kawasan Jl Jend Sudirman Balikpapan Selatan ini.
Sebenarnya, ungkap Qimi, penggunaan antibiotika secara benar dan rasional memang harus diberikan. Rasional di sini maksudnya, adalah harus sesuai dengan indikasi penyakitnya, sesuai dosisnya, sesuai cara pemberiannya, dan tetap memperhatikan efek sampingnya. Sehingga diharapkan masyarakat menjadi rasional dan tidak berlebihan dalam menggunakan antibiotika sesuai apa yang dikampanyekan oleh WHO.
Berikut beberapa hal yang dianjurkan dr Qimi dalam mengkonsumsi antibiotika:
1. Sebaiknya jangan sembarangan minum antibiotik yang dibeli sendiri di apotek/toko obat.
2. Untuk pertolongan awal gejala demam, batuk, flu boleh saja minum obat penangkalnya, tetapi jangan mengandalkan antibiotik.
3. Selalu berkonsultasi dengan dokter untuk setiap penggunan antibiotik.
4. Tanyakan ke dokter Anda tentang cara minum, lama minum dan lain lain sehingga ada keterangan yang jelas.
“Bagaimana pun antibiotika adalah salah satu obat yang dapat digolongkan sebagai dalam pengawasan dokter. Sehingga resistensi yang terjadi karena penggunaan yang tidak terkontrol benar-benar akan merugikan kita semua,” tegas Qimi.






Category Article , ,

What's on Your Mind...

Powered by Blogger.

Dukung saya dalam lomba SEO

dukung saya dlam lomba seo Blogger Nusantara Blogpreneur Indonesia

My Blog List

Popular Posts

Labels

Kaltim Post (20) Konsultasi (12) konsultasi kesehatan (11) aku jagoan seo (8) klinik kecantikan (5) Dokter (4) Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 (4) obat generik (4) seo (4) Cacing Kulit (3) Cacing tambang (3) Dokter online (3) Serangan Jantung (3) belajar SEO (3) creeping eruption (3) cutaneous larva migrans (3) kanker otak (3) konsultasi kesehatan kulit (3) konsultasi kesehatan saraf (3) obat paten (3) sakit kepala (3) BB ideal (2) RSPB (2) Tribun kaltim (2) anak sehat (2) antibiotika (2) dokter umum (2) gairah sex (2) ibu hamil (2) infeksi saluran kemih (2) jagoan (2) kecerdasan (2) konsultasi sex (2) lomba SEO (2) rahasia laki-laki (2) sex hamil (2) situs kesehatan (2) ASI (1) Albendazole 4% (1) Albumin (1) Angin Duduk (1) Angina Pectoris (1) BAB (1) BPPOM (1) Bersepeda (1) CRIPE (1) CTS (1) Cacar Air (1) Herpes zoster (1) ILA (1) ISK (1) Ikan Gabus (1) Ispa (1) Judul (1) KLL (1) Kencing manis (1) MBS (1) Odapus (1) Penyakit Tropik (1) Perawatan kaki (1) Problem seksual (1) Prostat (1) RS Soetomo (1) SKA (1) SLE (1) Sembelit (1) UTI (1) addiction (1) air putih (1) aku (1) ambeian (1) apisate (1) asam urat (1) bakteri (1) berat badan ideal (1) berserat (1) bisnis online (1) blogguebo (1) carpal tunnel syndrome (1) cholesterol (1) coklat (1) cuaca (1) detox (1) diabetes (1) diet langsing (1) diet sehat (1) diet seimbang (1) dukun cilik (1) esofagus (1) flek kulit (1) foods (1) gangguan tidur (1) ginjal (1) google.jagoan (1) gout arthritis (1) haid (1) hasrat sex (1) health (1) hemorrhoid (1) hiperurisemia (1) hubungan senggama (1) ikan laut (1) index massa tubuh (1) infeksi dan respirologi (1) insomnia (1) janin (1) jantung (1) jombang (1) kandungan (1) kapalan (1) kecanduan (1) kesehatan (1) ketamine (1) kiat sehat (1) konstipasi (1) kuku kuning (1) kulit ideal (1) kulit indah (1) kulit kering (1) latihan fisik (1) lupus (1) makanan sehat (1) manfaat mandi (1) melamin (1) mendaftar Google Adsense (1) metode melahirkan (1) migrain (1) migren (1) minum susu (1) nutrisi (1) nyeri persalinan (1) obat anti gemuk (1) obat anti obesitas (1) obat langsing (1) orgasme (1) otot (1) penyakit kelamin (1) persalinan (1) pijat (1) pijat sehat (1) pirai (1) ponari (1) posisi (1) prediabetes (1) psoriasis (1) rahim (1) reaksi anfilaksis (1) saraf (1) sehat badan (1) selulit (1) serp (1) sex (1) sexual (1) sinar untraviolet (1) sircumsisi (1) solusi bagus (1) stroke (1) sunat (1) sunblock (1) tempat kerja (1) tumor otak (1) unusual CLM (1) wajah cantik (1) wanita (1) wasir (1)